Belajar perencanaan keuangan mandiri | Banyak yang beranggapan kalau belajar perencanaan keuangan itu ribet. Padahal kalau mau didesain dengan benar, gampang koq belajar perencanaan keuangan itu karena secara natural manusia belajar mengelola keuangan itu dari kehidupan itu sendiri.
Pada artikel sebelumnya saya menjelaskan apa itu perencanaan keuangan. Sekarang saya akan mengajarkan kamu perencanaan keuangan secara mandiri dengan lebih detail, mulai dari level tahapan orang mengelola keuangan sampai dengan hal teknis dari masing-masing level tersebut. Ada juga video yang akan saya sertakan dalam artikel ini.
Sejarah Manusia Belajar Perencanaan Keuangan
Sekarang mari kita belajar bagaimana level atau tahapan perencanaan keuangan itu secara alami dilakukan oleh manusia. Kita akan belajar bagaimana kehidupan manusia mulai dari zaman berburu, bertani, industri hingga zaman digital ini yang berkaitan dengan cara mereka mengelola keuangan.
Zaman Berburu, pada zaman ini manusia hidupnya bergantung pada hasil buruan dan ketika mereka mendapatkan hasil buruan maka mereka akan makan bersama komunitas dan akan segera menghabiskan apa yang mereka dapatkan tersebut. Secara alami hasil buruan jika tidak segera dihabiskan maka akan membusuk. Jadi secara natural prinsipnya adalah dapat sesuatu segera dihabiskan. Kalau dikaitkan dengan perencanaan keuangan maka ini adalah level mengelola keuangan yang paling rendah, yaitu mendapatkan uang segera menghabiskan uang tersebut. Pada zaman berburu ini kebiasaan keuangan yang dibangun adalah “Dapatkan Dan Segera Habiskan“
Zaman Bertani, ketika zaman berburu berganti ke zaman bertani maka kehidupan manusia berubah 180 derajat. Pada zaman berburu hari ini berburu hari ini dapat makan, tetapi di zaman bertani hari ini menanam maka diperlukan waktu berhari-hari bahkan berminggu dan berbulan bulan untuk mendapatkan hasil yang ditanam. Karena ada masa tunggu inilah akhirnya manusia mulai sadar untuk menyisihkan apa yang mereka dapatkan pada saat panen untuk disimpan sambil menunggu masa panen berikutnya. Dalam perencanaan keuangan inilah awal dari konsep menabung, jadi tidak seperti di zaman berburu mendapatkan uang segera dihabiskan, pada zaman bertani ketika seseorang mendapatkan uang maka dia akan menyisihkan sebagian yang dia dapatkan baru menghabiskan sisa yang ada. Jadi di zaman bertani ini kebiasan keuangan yang dibangun adalah “Menyisihkan Apa Yang Dihasilkan Untuk Ditabung“
Zaman Industri, pada zaman ini banyak orang yang akhirnya mempunyai banyak uang hasil tabungan mereka dan mereka mulai khawatir akan keberadaan uang yang mereka miliki dimana pada umumnya uang dan harta mereka disimpan di dalam rumah. Manusia mulai mencari metoda untuk mengamankan uang yang mereka miliki. Sampai akhirnya muncullah konsep menyimpan uang mereka di bank, sehingga mereka mendapatkan rasa aman dari uang yang telah mereka kumpulkan. Pada zaman industri ini manusia mulai membangun kebiasaan keuangan yaitu “Mengamankan Apa Yang Sudah Dihasilkan”
Zaman Digital, pada zaman digital segala sesuatu berubah dan bergerak dengan sangat cepat termasuk dalam hal kenaikan harga barang-barang dan penurunan nilai uang. Manusia mulai sadar kalau mempunyai banyak uang disimpan di rumah tidaklah aman dan menempatkan uang di bank juga tidak bertumbuh dengan optimal karena kalah dengan inflasi. Manusia mulai memikirkan tidak hanya mengamankan uang di bank tetapi juga bagaimana membuat uang mereka bisa bertumbuh lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan inflasi. Pada zaman digital manusia mulai merasakan pentingnya untuk melakukan yang namanya investasi. Jadi pada zaman digital ini kebiasaan keuangan yang dibentuk adalah “Bagaimana Melipat Gandakan Uang Atau Investasi”.
Itulah 4 zaman kehidupan manusia dan bagaimana mereka memiliki kebiasaan dan cara mengelola keuangannya. Sebelum kita bahas lebih lanjut, yuk kita belajar dari video yang sudah saya siapkan ini untuk kamu.
Empat Pilar Perencanaan Keuangan
Empat zaman kehidupan manusia membentuk kebiasaan dan cara mengelola keuangan yang berbeda-beda dan semakin lama semakin canggih dan semakin baik. Keempat kebiasaan tersebut akhirnya secara tidak langsung mulailah dibentuk secara lebih formal dalam ilmu perencanaan keuangan yang dikenal dengan 4 pilar perencanaan keuangan yaitu:
Pilar Perencanaan Cashflow
Perencanaan cashflow merupakan fondasi awal dalam perencanaan keuanga. Ibarat dalam tubuh manusia, cashflow ini sama dengan sistem peredaran darah. Di dalam mengelola cashflow ada 2 unsur yang perlu dikelola yaitu cashflow itu sendiri dan neraca. Cashflow berisi bagaimana kita mengelola pemasukan dan pengeluaran, sedangkan neraca bagaimana kita mengelola harta dan utang.
Untuk mengelola pemasukan, saya menggunakan metoda double triple plus yaitu double artinya ada pemasukan aktif dan pemasukan pasif. Sedangkan triple lebih kepada frekuensi pemasukan itu yang terdiri dari pemasukan harian, bulanan dan tahunan. Lalu plus lebih mengarah kepada rezeki tambahan yang Tuhan berikan kepada kita di waktu dan jumlah yang tidak kita ketahui.
Untuk mengelola pengeluaran, saya menggunakan metoda 10-20-30-40 dimana 10% artinya pengeluaran digunakan untuk amal, 20% untuk tabungan, investasi dan asuransi, lalu 30% untuk membayar cicilan utang dan 40% untuk kebutuhan hidup.
Untuk mengelola harta, saya menggunakan metoda yang sudah relatif jadul tapi masih relevan yaitu harta tunai, harta pribadi, dan harta investasi.
Terakhir untuk mengelola utang, saya menggunakan konsep jadul juga yaitu utang jangka pendek di bawah 5 tahun dan jangka panjang di atas 5 tahun.
Berikut ini penjelasan dalam bentuk video untuk kamu:
Pilar Perencanaan Risiko
Perencanaan risiko masuk dalam perencanaan keuangan dasar meskipun pilar ini yang biasanya paling lemah dan kurang dilakukan oleh banyak orang. Risiko keuangan adalah sesuatu yang tidak terduga yang dapat terjadi kapan saja dan dapat berdampak pada keuangan seseorang. Risiko yang biasanya wajib diantisipasi dikenal dengan SK-CAMAT yang merupakan singakatan dari Sakit, Kecelakaan, Cacat Tetap dan Mati.
Nah risiko itu tidak bisa kita hilangkan tetapi bisa kita minimalisir kemungkinan terjadinya. Maka itulah mengapa kita perlu membuat perencanaan risiko dalam perencanaan keuangan. Secara natural dampak risiko ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Pertama, dampak risiko kecil atau ringan yang perlu diantisipasi dengan memiliki dana darurat. Contoh risiko dengan dampat kecil adalah sakit yang cukup rawat jalan, perbaikan rumah bocor, tagihan pelanggan yang belum dibayar atau gaji yang terlambat dibayar.
Kedua, dampak risiko besar dan dapat menyebabkan kebangkrutan perlu diantisipasi dengan asuransi. Contohnya adalah sakit kritis misalkan kanker yang perlu sangat banyak dana untuk pengobatan atau kecelakaan yang menyebabkan cacat total sehingga tidak bisa bekerja kembali atau kematian yang menyababkan kehilangan penghasilan.
Untuk detailnay yuk kita bahas melalui video berikut ini:
Pilar Perencanaan Investasi
Pilar ketiga biasanya paling diminati oleh banyak orang tapi sayangnya karena rendahnya pengetahuan tentang prinsip-prinsip investasi banyak orang terjebak dalam investasi bodang. Investasi dalam bahasa sederhana adalah bagaimana caranya kita berternak uang dan dikenal dengan istilah compounding atau bunga berbunga.
Investasi di zaman modern ini sangatlah dipermudah dengan kemajuan teknologi. Nyaris semua produk investasi dapat dibeli melalui handphone kamu. Ada produk tradisional seperti logam mulia emas ataupun produk modern seperti deposito, obligasi, saham, reksadana bahkan aset kripto.
Dengan investasi kamu dapat mempercepat pencapaian tujuan keuangan kamu seperti untuk tujuan libuaran keluar negeri, pendidikan anak, melanjutkan sekolah, pembelian rumah bahkan hingga tujuan pensiun kamu.
Berikut adalah video yang akan menjelaskan teknis dari perencanaan investasi ini:
Pilar Perencanaan Pensiun
Pilar ini adalah pilar terakhir dan menjadi tujuan akhir dari perencanaan keuangan yaitu persiapan pensiun. Secara finansial ketika seseorang masuk masa pensiun maka dia akan kehilangan penghasilan aktifnya dan dia harus dapat hidup menggunakan penghasilan pasif ataupun menggunakan aset investasi yang telah dikumpulkan semasa mudanya.
Perencanaan pensiun membutuhkan dana yang sangat besar, tetapi jika kamu mulai mempersiapkannya sejak dini maka akan menjadi sangat ringan. Problemnya banyak orang yang terlambat mempersiapkan dana pensiunnya akibatnya mereka tidak siap pensiun mandiri secara finansial.
Video berikut ini akan menjelaskan kepada kamu teknis bagaimana kamu mempersiapkan dana pensiun kamu:
Kesimpulan
Nah sekarang kamu sudah belajar perencanaan keuangan secara cepat melalui artikel ini ataupun video yang sudah saya siapkan. Kini waktunya bagi kamu untuk mempraktekkan apa yang sudah saya berikan yaitu mulai dari tahapan pertama menyisihkan secara rutin sebagian penghasilan kamu untuk ditabung sebagai dana darurat lalu sebagian digunakan untuk investasi sesuai tujuan finansial kamu plus persiapan dana pensiun.
Semoga artikel dan video-video ini bermanfaat untuk kamu belajar perencanaan keuangan secara mandiri. Kalau kamu mau belajar lebih lanjut secara mandiri silakan bisa akses ke Aku Ikut Training.