5 CARA BIJAK MENGELOLA KEUANGAN CEGAH
Boros dapat di atasi dengan cara mengatur keuangan dapat di pelajari di www.akuikut.id. Sikap boros tidak dapat di atasi dengan menerapkan teknik pengelolaan keuangan. Ada beberapa sebab mengapa seseorang kesulitan mengelola dan mengatur keuangannya agar tidak boros di antaranya terkait dengan mindset, kebiasaan, emosi, atau pengetahuan tentang pengelolaan uang. Berikut lima cara mencegah hidup boros dari berbagai aspek :
I. Kebiasaan Boros di larang dalam ajaran agama apapun
Sikap boros sangat dilarang dalam semua agama bahkan disetarakan dengan sikap yang sangat bertentangan dengan ajaran agama diantaranya : “Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara syaitan, dan syaitan itu adalah makhluk yang sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra: 27). Ayat ini menunjukkan bahwa pemborosan adalah perilaku yang tidak disukai dalam Islam, karena ia mengarah pada ketidakteraturan dalam penggunaan sumber daya yang seharusnya digunakan dengan bijaksana.
Dalam agama Kristen juga mengajarkan bagaimana mengelola keuangan agar tidak boros, Amsal 21:20 juga mengingatkan: “Harta yang ada pada orang bijak adalah tempat perbendaharaan hidup, tetapi orang bodoh membuangnya.” Teryata Boros merupakan sikap dan perilaku yang berdampak tidak baik terhadap kehidupan untuk itu penting sekali untuk mulai mengatasi penyebab sikap boros dan mengelola keuangan dengan baik.
II.Kebiasaan Boros Karena Mindset yang salah tentang Uang
seseorang yang memiliki mindset yang salah tentang Uang akan menyebabkan hidup boros tanpa disadari, karena terjadi secara otomatis sudah tertanam di dalam pikiran bawah sadar. Mindset penyebab hidup boros tersebut diantaranya :
- “ Harus menikmati hidup”, hal ini sering menjadi sebuah pembenaran dan penyebab seseorang tanpa perhitungan menggunakan uangnya, membeli barang – barang konsumtif tanpa sadar.
- “Hutang Itu Biasa, kalau tidak hutang tidak punya apa – apa “sebagian orang yang memiliki pola pikir bahwa berutang adalah hal yang wajar dan tidak masalah selama mereka dapat “membayar nanti”.
- “Saya Berhak Memanjakan Diri” sering muncul sebagai bentuk kompensasi atas tekanan atau stres.
- “Tidak Perlu Menabung atau Berinvestasi Sekarang” sebuah pola pikir bahwa mereka masih muda atau masih ada waktu untuk menabung atau berinvestasi di masa depan.
- “Mendapatkan Penghasilan Lebih Membebaskan” sebuah pola pikir bahwa semakin banyak uang yang mereka dapatkan, semakin besar kebebasan untuk menghabiskannya.
- “Harga Diri terletak pada Barang yang di miliki ” pola pikir merasa bahwa nilai diri mereka ditentukan oleh barang-barang yang mereka miliki
III. Kebiasaan Boros Karena Kebiasaan yang salah dalam mengelola keuangan
- Kurangnya Perencanaan Keuangan yang jelas antara pemasukan dan pengeluaran bisa menjadi tidak terkontrol.
- Pembelian Impulsif sebuah tindakan impulsif adalah tindakan membeli barang tanpa perencanaan atau kebutuhan yang jelas, biasanya dipicu oleh dorongan emosional atau penawaran menarik.
- Tidak Memiliki Tujuan Keuangan yang Jelas, seperti menabung untuk membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun, seseorang cenderung tidak akan memprioritaskan pengelolaan uang mereka dengan baik.
- Gaya Hidup Konsumtif adalah kebiasaan hidup yang lebih berfokus pada membeli barang-barang mewah dan berbelanja secara berlebihan untuk mengikuti tren atau ingin dianggap mampu.
- Pengaruh Sosial dan Lingkungan diantaranya teman, keluarga, atau bahkan media sosial dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli barang atau melakukan aktivitas yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
- Tidak Membedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan yang benar-benar dibutuhkan dan apa yang hanya keinginan semata.
- Kecanduan Belanja (Shopping Addiction) sebuah perasaan senang atau mendapatkan kepuasan emosional dari membeli barang-barang baru.
- Kurang Pengetahuan Tentang Pengelolaan Keuangan Banyak orang yang tidak diajarkan sejak dini mengenai cara mengelola keuangan dengan bijak, seperti menyusun anggaran, menabung, atau berinvestasi.
- Menggunakan Kartu Kredit secara Berlebihaan yang tergiur dengan berbagai fasilitas Kartu kredit memberikan kemudahan dalam berbelanja, tetapi juga dapat memicu kebiasaan boros.
https://perencanaankeuangan.id/training-perencanaan-keuangan/
IV. Kebiasaan Boros karena Tidak bisa mengelola Emosi dan Stress
Beberapa orang cenderung berbelanja sebagai cara untuk meredakan stres atau melampiaskan emosi. Aktivitas belanja menjadi pelarian dari perasaan cemas, depresi, atau kesedihan :
- Stres dan Kecemasan, Stres yang berkepanjangan menyebabkan seseorang mencari pelarian atau cara untuk meredakan perasaan tersebut.
- Kepuasan Instan (Instant Gratification), Emosi positif, seperti kegembiraan atau rasa ingin memanjakan diri, dapat mendorong seseorang untuk berhutang demi memenuhi keinginan sesaat.
- Rasa Malu atau Ingin Menunjukkan Status Sosial, Rasa malu atau ingin diakui bisa memicu seseorang untuk berhutang.
- Rasa Takut Kehilangan (Fear of Missing Out / FOMO), FOMO adalah perasaan takut tertinggal atau kehilangan kesempatan yang mungkin dirasakan seseorang ketika melihat orang lain menikmati pengalaman atau barang-barang tertentu.
- Rasa Cemas tentang Masa Depan, Kecemasan terhadap masa depan atau ketidakpastian finansial juga dapat membuat seseorang merasa terjebak dalam lingkaran utang.
- Kebiasaan Menghindari Konflik atau Penghindaran, beberapa orang menggunakan utang sebagai cara untuk menghindari masalah atau konflik yang berhubungan dengan keuangan.
- Keputusan yang Dipengaruhi oleh Emosi (Emotional Spending), Berhutang sering kali terkait dengan pengeluaran emosional atau pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh perasaan.
- Optimisme Berlebihan, kadang-kadang, perasaan optimis yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang menganggap mereka akan mampu membayar utang pada waktunya, meskipun sebenarnya keuangan mereka tidak mendukung hal itu.
https://www.manulife.co.id/id/artikel/perilaku-impulsif-yang-menuntun-pada-gaya-hidup-boros.html
V. Kebiasaan Boros Karena Kurang Pengetahuan Dasar Cara Mengatur Keuangan
Penting untuk memiliki pemahaman dasar mengenai cara mengelola pendapatan dan pengeluaran. Dengan konsep dan dasar yang benar. Komponen pengelolaan keuangan yang baik ada lima, yaitu (1) mengontrol keuangan, (2) membayar tagihan tepat waktu, (3) merencanakan keuangan untuk masa depan, (4) menabung, dan (5) dapat mencukupi kebutuhan diri sendiri (Chairil & Niangsih, 2020). Dengan lima konsep dasar tersebut maka penting sekali setiap orang memiliki pemahaman yang benar tentang :
- Menyusun Anggaran Keuangan (Budgeting) adalah alat utama dalam mengelola keuangan agar tidak boros. Dengan menyusun anggaran, Anda dapat mengetahui berapa banyak uang yang masuk (pendapatan) dan bagaimana uang tersebut dibelanjakan (pengeluaran).
- Membedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan karena kita tidak bisa membedakan dengan jelas antara kebutuhan dan keinginan.
- Mengontrol Pengeluaran Setelah menyusun anggaran, langkah selanjutnya adalah mengontrol pengeluaran agar sesuai dengan rencana. Beberapa tips untuk mengontrol pengeluaran agar tidak boros dengan menggunakan system amplop, membuat daftar belanja, dan memanfaatkan promo dan diskon.
- Mengatur Pembayaran Utang mencegah boros karena bunga terus meningkat oleh karena itu, penting untuk mengelola utang dengan bijak dengan memprioritaskan membayar hutang berbunga tinggi dan hindari utang yang konsumtif.
- Menabung dan Berinvestasi adalah langkah yang sangat penting mengatasi sikap boros bahkan jika pendapatan terbatas, sisihkan sedikit demi sedikit untuk menabung dan berinvestasi.
- Evaluasi Keuangan Secara Berkala terhadap keuangan secara berkala sangat penting untuk melihat apakah Anda sudah mengatur keuangan dengan baik atau perlu melakukan perbaikan.
Semua cara tersebut dapat di peroleh melalui www.akuikut.id yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja dengan mudah. https://www.youtube.com/watch?v=k8U8Tpl14z8
Referensi :
- Chairil, A., & Niangsih, F. F. (2020). Literasi Keuangan Dan Manajemen Keuangan Pribadi
- The Manager Review Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen Dan Bisnis, https://ejournal.unib.ac.id/index.php/a46/article/view/16329
- (2020). Manajemen Keuangan: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Prinsip, dan Tips Pengelolannya. https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-keuangan/Muttaqiin, N., Agustina, H., & Khusnah, H. (2018). Perencanaan Keuangan